Selasa, 31 Agustus 2010

Menerjemahkan kode lensa digital SLR

Saat kita baru masuk ke dunia kamera DSLR salah satu yang cukup membingungkan adalah menerjemahkan arti dari lensa. Di blog ini saya mencoba menjelaskan berbagai model lensa dan artinya.

Canon EF-S 18-55 mm f/3.5-5.6 IS

Lensa zoom ini biasanya dipaket saat membeli kamera dSLR Canon untuk pemula seperti Canon 1000D, 450D, 500D

Canon EF-S : artinya model lensa yang dirancang khusus untuk kamera DSLR dengan sensor krop/kecil (relatif dengan kamera film (full frame). Lensa ini tidak bisa digunakan untuk dipasang di DSLR kamera full frame seperti Canon 5D atau Canon 1Ds.

18-55mm : Ini rentang fokal lensa. Bagi yang berpengalaman dalam mengunakan kamera film, rentang fokal lensa ini ekuivalen dengan kurang lebih 29-88mm. Rentang fokal lensa ini cukup fleksibel untuk penggunaan sehari-hari.

f/3.5 – 5.6 : Ini berarti rentang maksimal bukaan lensa. Pada rentang fokal 18mm, maksimal bukaan adalah f/3.5 sedangkan pada rentang fokal 55mm, maksimal bukaan adalah f/.5.6.

IS : Singkatan dari Image Stabilization, artinya lensa ini memiliki kemampuan untuk meredam getaran tangan kita sehingga gambar yang dihasilkan tidak blur. Fitur ini sangat berguna terutama pada saat kita mengambil foto dengan setting kecepatan pemantik rendah.

Contoh lain yaitu

Canon EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM

Bila Anda melihat angka bukaan cuma 1 saja, seperti lensa diatas (f/2.8), ini berarti lensa ini memiliki bukaan konstan. Dari rentang fokal 17 sampai 55mm, maksimal bukaan yang bisa kita pergunakan adalah f/2.8.

USM : Singkatan dari Ultrasonic Motor. Ini menandakan di dalam lensa ada built-in auto fokus. USM juga menandakan auto fokus lebih cepat dan tidak bersuara.

Canon EF 50mm f/1.8

Lensa diatas ini hanya mempunyai sebuah rentang fokal yaitu 50mm. Artinya lensa ini bukan lensa zoom (Anda tidak bisa zoom mengunakan lensa ini, untuk memperbesar/memperkecil objek, anda harus mendekati objek atau menjauhi objek).

Lensa ini juga memiliki kode EF bukan EF-S yang berarti lensa ini bisa dipakai di kamera full frame.

Canon EF 70-200mm f/4 IS USM

Lensa diatas disebut juga telephoto zoom karena rentang fokalnya cukup besar yaitu 70-200mm

Sayangnya kode lensa ini tidak berlaku universal, sehingga lensa merek lain akan memiliki kode yang berbeda-beda. Tetapi tidak masalah, biasanya struktur kodenya sama. Daftar singkatan dibawah ini akan mempermudah pengertian Anda terhadap lensa-lensa bukan Canon.

HSM : Singkatan dari Hypersonic Motor. Artinya kurang lebih sama dengan USM, auto fokus cepat dan tidak bersuara. Kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sigma.

AF-S : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Nikon.

SAM : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sony.

AF : Lensa Nikon yang tidak memiliki auto fokus built-in. Di kamera pemula Nikon seperti D60 dan D5000, tidak bisa mengunakan lensa ini untuk auto fokus, tapi harus dengan manual fokus.

VR : Singkatan dari Vibration Reduction, fungsinya sama dengan Image Stabilization.

OS : Singkatan dari Optical Stabilization, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.

VC : Singkatan dari Vibration Compensation, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Tamron.

DX, DT, DC : Kode lensa yang di optimalkan untuk kamera sensor krop. Kode ini akan Anda temukan di lensa Nikon, Sony atau Sigma.

DG : Kode lensa yang di kompatibel untuk kamera sensor krop dan full frame. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.


Fotografi Makro, Mengasyikan!

Foto makro memang tidak sepopuler foto lainnya, seperti foto pemandangan, foto diri, keindahan alam, dlsb. Meski demikian, Anda tidak salah jika ingin mencoba memotret dengan sasaran objek-objek yang kecil. Hitung-hitung tambah pengalaman, begitu lho! Apalagi jika Anda telah menggunakan kamera digital, Anda pun semakin leluasa untuk berkreasi. Jangan-jangan Anda lupa dengan tugas-tugas lain.

Membuat foto makro termasuk tidak mudah. Menurut pakar fotografi, Leonardi, kita harus mencari dengan cermat sasaran apa yang bisa menjadi menarik untuk difotomakrokan. Sudah barang tentu bukan benda-benda yang sekadar kecil bentuknya, karena adakalanya bagian tertentu dari suatu benda besar pun bila direkam secara makro, bisa menjadi objek yang menarik.

Arti kata makro adalah besar. Namun dalam fotografi makro, yang dijadikan sasaran pemotretan adalah objek-objek yang sangat kecil. Maka walaupun sebagian besar lensa-lensa untuk tujuan memotret benda-benda kecil itu dinamakan lensa makro, Nikon memilih kebijaksanaan sendiri dengan menamakannya sebagai lensa mikro (mikro = kecil). Tetapi kedua-duanya sama-sama bertujuan untuk memotret benda-benda kecil, yang kemudian divisualisasikan menjadi jauh lebih besar dari pada ukuran aslinya. Ya di sinilah daya tarik yang bisa kita ciptakan, kita visualisasikan, karena objek-objek yang tampil bukanlah sesuatu yang bisa disaksikan orang setiap hari.

Secara umum yang dikategorikan sebagai lensa makro atau lensa mikro adalah jenis lensa yang mampu merekam/memotret sasaran (pada film) sama besar dengan benda aslinya, disebut berasio 1:1; atau paling tidak separuh besar benda aslinya, atau dengan rasio 1:2. Kini banyak lensa-lensa vario yang disebut berfasilitas makro dengan rasio 1:4, sebenarnya dengan rasio seperti itu, resminya belum termasuk lensa makro.

Namun untuk menghasilkan foto makro, sebenarnya tidak mutlak harus menggunakan lensa makro yang harganya cukup tinggi, yakni jutaan lebih, karena jenis lensa-lensa biasa pun dengan ditambah berbagai aksesoris, bisa menjangkau rasio seperti lensa makro. Misalnya dengan tambahan konverter tele2X dan lensa close up +4 pada lensa normal 50 mm, sudah akan menghasilkan rasio sekitar 1:2, bila lensa close-up-nya +5 sudah mendekati rasio 1:1. Perangkat lain adalah reverse ring, gelang pembalik ini berperan untuk memasang lensa dengan arah terbalik. Bagian depan mengarah pada bodi kamera, sedangkan bagian belakangnya menghadap ke depan. Dengan gelang pembalik ini, segala jenis lensa berubah fungsi menjadi lensa makro "gadungan" dengan rasio sekitar 1:1, dan ini merupakan sarana termurah, karena harga gelang tidak terlalu mahal. Atau Anda pun bisa menganut cara klasik dengan menggunakan extension tubes, yang sekarang bisa digantikan dengan extension bellows.

Sayangnya dengan sarana-sarana tambahan tersebut, jarak depan lensa terhadap objek amat dekat, sehingga bila sasaran kita adalah serangga kecil misalnya, dia sudah kabur sebelum terfokus tajam. Tidak ada sarana lain? Ya lensa makro. Untuk memotret benda mati, boleh memilih yang berjarak fokus 55 mm, sedangkan untuk benda hidup yang mudah bergerak harus memilih yang 100 mm atau 200 mm.

Jika Anda menggunakan lampu kilat, lakukan tidak dengan menancapkan di atas kamera seperti biasa, karena arah cahayanya tak akan menuju sasaran dengan benar. Maka untuk pemotretan makro ini, kita harus menggunakan flash bracket yang dipasang pada lensa atau lebih efektif dengan menggunakan ring flash.

Boleh dibilang objek foto makro banyak sekali. Mulai dari bunga-bunga atau rerumputan yang masih dihinggapi embun malam, bila terkena siraman cahaya matahari pagi, bisa dijadikan foto makro yang indah sekali. Juga ulat, semut, atau serangga lain disekitar kita, juga dapat dijadikan sasaran yang mengasyikan. Anda pun bisa beralih ke hal lain seperti benda-benda mati di dalam rumah. Ujung pensil atau bekas rautannya, pangkal ballpoint, sebagian dari sisir digabung dengan bagian dari sikat gigi, tebaran paku payung, kumpulan jarum pentul.

Segala benda berwarna yang Anda temui bila dicuplikan sebagian kecil, niscaya bisa dijadikan suatu karya foto yang memiliki nilai lebih, dan bisa dijadikan pajangan dalam pigura untuk digantung di dinding. Setelah Anda mahir cobalah dengan memadukan beberapa benda atau bagian benda untuk disusun sebagai suatu komposisi baru, pasti akan lebijh asyik lagi.

Beberapa kesulitan akan Anda hadapi dalam membidik sasaran. Dengan begitu dekatnya posisi lensa dengan objek, sehingga bergerak sedikit saja, sasaran sudah out-of focus. Kemungkinan yang bergerak itu bisa kamera, bisa juga objeknya. Namun dengan bantuan penyangga hal itu bisa diatasi sebagian.

Hal lain adalah sempitnya ruang tajam, maka kita hampir selalu memilih bukaan diafragma terkecil yang dimungkinkan. Adalah bijaksana dengan menggunakan ISO 200-400 misalnya. Apalagi jika Anda sudah memiliki kamera digital. Dengan kamera ini Anda akan bisa lebih leluasa berkreasi. Pasalnya, kamera pintar ini sudah dilengkapai modus pemotretan makro. Bahkan, kemampuan pemotretan tehadap objek bisa dilakukan dengan mode pemotretan super-makro, dengan jarak paling dekat 2 cm.

Sudah tentu segala aksesoris kreatif, misalnya filter cross screen, galaxy, bahkan yang berwarna, bisa juga kita manfaatkan, agar kita peroleh kreasi lain yang lebih spektakular. Selain itu masih ada alat pendukung yang agak mahal, yakni micro adjuster. Alat ini memiliki rel silang, bisa maju mundur, juga bisa gerak kiri-kanan.

Dengan terpasangnya di atas kakitiga (tripod), lalu ditumpangkan ke kamera, maka dalam penajaman gambar kita akan banyak terbantu. Sebab untuk mendekat atau menjauhi sasaran dapat dilakukan secara lembut sekali dengan memutar pendorong rel sesuai kehendak. Dengan alat tersebut, tripoid tidak perlu dimaju-mundurkan, karena adjuster bisa mengambil alih tugas tersebut. Dalam pemakaian, alat itu bisa juga berfungsi sebagai penajam gambar, jelasnya ia bisa bekerja serentak bersama selektor jarak pada kamera.

Di bidang medis, pasangan lensa makro dengan ring flash sudah lama dimanfaatkan, lebih sering daripada mikrografi. Dalam suatu operasi misalnya, untuk mengabadikannya menjadi efisien, karena selain praktis, juga tiada masalah timbulnya bayangan yang mengganggu, bahkan praktis bebas bayangan (shadow-free)

Belajar Fotografi secara Otodidak

Bidang fotografi bisa dipelajari secara otodidak atau belajar sendiri. Agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, beberapa kiat berikut bisa dijadikan acuan:
Pertama, rajin membaca buku dan artikel fotografi. Baca dan pahami buku-buku dan artikel fotografi dengan baik, sehingga apa yang diperintahkan dalam bahan bacaan dapat dicerna dan dipahami dengan jelas. Hal tersebut sangat penting dilakukan, karena buku maupun artikel fotografi bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan panduan bagi mereka yang ingin mendalami dan meningkatkan kemampuannya di bidang fotografi.

Agar bahan bacaan yang dipelajari benar-benar dirasakan manfaatnya dalam meningkatkan keahlian memotret, sebaiknya pilih topik bahasan yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan. Kalau keterampilan yang sangat diperlukan tentang penguasaan teknik pencahayaan, maka topik inilah sebaiknya yang dipelajari lebih dahulu.

Setelah mahir, baru meningkat pada topik lainnya. Dengan cara tersebut dapat dipastikan semangat belajar akan tetap menggelora, karena manfaatnya dapat langsung dirasakan.

Kedua, dipraktikkan. Agar apa yang telah dipelajari dapat diterapkan langsung dalam pemotretan, sebaiknya lakukan sesering mungkin praktik pemotretan, sehingga antara teori yang diperoleh dengan kegiatan praktik dapat sejalan.

Praktik pemotretan tersebut sangat penting dilakukan, karena ilmu fotografi merupakan ilmu terapan yang manfaatnya baru dirasakan setelah dipraktikkan secara langsung. Jadi, semakin banyak praktik pemotretan, akan semakin baik dan meningkatkan keterampilan fotografi yang akan dikuasai.

Ketiga, banyak bertanya. Selain melalui bahan bacaan, cara belajar yang cukup efektif dapat juga dilakukan dengan banyak bertanya kepada fotografer senior yang sudah berpengalaman. Hal tersebut sangat penting dilakukan, karena biasanya dalam memotret suatu objek foto, antara seorang fotografer dengan fotografer lain mempunyai cara tersendiri untuk mendapat hasil pemotretan terbaik. Nah, untuk menggali teknik yang tidak ada di dalam buku tersebut, sebaiknya jangan segan-segan untuk bertanya kepada si fotografer senior.

Untuk itu, jika ada sesuatu hal yang belum diketahui seperti memotret matahari terbenam misalnya, maka jangan sungkan-sungkan untuk menanyakan teknik memotretnya. Dengan banyak bertanya (selain membaca), akan sangat banyak teknik memotret yang akan diperoleh dan kemajuan yang dirasakan, karena pelajaran yang diberikan merupakan pengalaman pribadi hasil kreasi si fotografer yang belum tentu ada di dalam buku pelajaran memotret.

Keempat, evaluasi hasil pemotretan. Salah satu cara paling efektif untuk mengetahui kemajuan dalam meningkatkan keterampilan memotret adalah dengan melakukan evaluasi. Peningkatan kemampuan memotret akan dapat diketahui, jika foto yang dihasilkan lebih baik dibanding foto-foto sebelumnya.

Kalau semula setiap memotret hasilnya selalu terlihat gelap (under), karena pencahayaannya kurang, maka kalau setelah belajar teknik pencahayaan ternyata hasil foto memperlihatkan gambar foto yang terang merata sehingga enak dilihat, berarti sudah ada kemajuan.

Untuk mengevaluasi dan mengukur kemajuan keterampilan memotret bisa juga dengan memotret subjek yang sama, namun tekniknya berbeda, baik dalam pemakaian diafragma, kecepatan, pencahayaan, komposisi dan lainnya. Dari sini akan terlihat teknik mana yang lebih baik.

Untuk memudahkan mengevaluasi, setiap melakukan pemotretan sebaiknya teknik yang dipakai dicatat di dalam buku khusus, sehingga dapat diketahui perbedaan dengan jelas antara teknik pemotretan satu dengan lainnya. Jika kegiatan evaluasi ini terus dilakukan, cepat atau lambat si fotografer pasti akan dapat menilai kekurangan-kekurangan yang ada pada setiap foto, sehingga ia dapat membedakan mana foto yang baik dan jelek.

Kelima, ikut lomba foto. Dengan semakin meningkatnya keterampilan memotret, ada baiknya jika untuk mencoba sebagai peserta lomba foto yang sering diadakan. Mengikuti lomba foto selain dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengukur dan menguji kemampuan teknik potret-memotret, juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mempromosikan diri, bahwa Anda adalah seorang fotografer. Terlebih lagi jika Anda keluar sebagai salah satu pemenangnya.

Keenam, belajar terus. Walapun pengetahuan di bidang fotografi sudah semakin mendalam dan keterampilan memotret semakin baik, sebaiknya jangan cepat merasa puas dengan kemampuan yang ada, sehingga tidak mau belajar lagi.

Sambil terus melakukan pemotretan, kegiatan membaca dan mempelajari bidang fotografi sebaiknya terus dipupuk. Hal tersebut sangat penting untuk mengetahui perkembangan bidang fotografi yang berkembang sangat pesat. Begitu juga dengan tehnik-tehnik pemotretan yang mungkin saja belum diketahui dan dikuasai.

Fotografi Portrait

Seorang fotografer bernama Philip Greenspun berbagi pengalaman. Ia berbagi studio dengan Elsa Dorfman, seorang fotografer potret. Philip mengaku kalau dia bukan fotografer potret. Apa bedanya? Menurut Philip, Elsa peduli terhadap orang. Elsa dengan natural bisa dekat dengan orang yang baru saja ditemuinya dalam beberapa menit. Setelah 1 sesi pemotretan selama 1 jam, kata Philip, Elsa bisa mengetahui kehidupan lebih dalam ketimbang Philip mengenal adiknya.

Potret memang berbeda dengan foto-foto lain, bisa lebih sulit (tapi bisa juga lebih mudah). Lebih sulit karena dalam memotret, bukan cuma merekam bagaimana rupa orang itu saja, tapi juga mengangkap karakter orang itu. Malah, sebisa mungkin karakteristik yang tampak adalah karakter yang baik, menarik, dan memuaskan orang yang dipotret.

Buat yang belum tahu, fotografi potret itu adalah salah satu aliran pada fotografi yang mengabadikan orang. Pokoknya, objek utamanya adalah orang.

Karena potret harus menampakan karakteristik seseorang, seorang fotografer potret harus pintar-pintar dalam mengenali orang. Ini yang susah-susah gampang. Orang kan sifatnya berbeda-beda. Ada yang ekspesinya langsung tampak sesuai perasaan dirinya. Tapi orang lain, bisa menampakan ekspesinya tersebunyi.

Ketegangan bisa diregangkan kalau orang tersebut diajak berbasa-basi barang sebentar sebelum sesi pemotretan. Bahkan, si fotografer lebih baik terus mengajak ngobrol ketika ia mempersiapkan peralatan.

Tak perlu juga buru-buru dalam mengambil gambar. Biarkan orang yang dipotret santai, merasa nyaman, barulah dipotret.

Tips Mengambil Foto dengan Ponsel

Tips Mengambil Foto dengan Ponsel

Kamera saat ini menjadi fitur yang cukup penting dalam penggunaan ponsel. Kualitas kamera dalam ponsel seringkali menjadi pertimbangan utama pemilihan sebuah produk.

Ponsel dengan kamera berkualitas baik biasanya mahal, namun dengan ponsel berkamera standar pun kita sebenarnya bisa memaksimalkan fitur menarik ini dengan teknik pengambilan gambar yang baik. Berikut ini 10 hal yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil gambar yang baik dari kamera ponsel.

1. Pencahayaan yang Cukup
Semakin baik pencahayaan, akan semakin baik pula hasil foto yang didapat. Hasil pemotretan di luar ruangan biasanya lebih baik daripada di dalam ruangan karena cahaya lampu harus diseimbangkan dengan cahaya lain agar objek terlihat natural.

2. Atur Jarak Kamera dan Obyek
Kamera ponsel memiliki resolusi yang terbatas bila dibandingkan dengan kamera digital sehingga obyek yang difoto harus berjarak dekat agar obyek tak terlihat kecil. Pengaturan jarak kamera dan obyek dapat diatur dengan fitur zoom. Sebaliknya, foto dengan jarak yang terlalu dekat dengan obyek menyebabkan distorsi dan foto yang tidak fokus.

3. Jaga Kestabilan Kamera
Tidak hanya kamera ponsel, kamera apapun juga akan menghasilkan foto yang baik dalam keadaan stabil. Semakin stabil kamera, semakin baik foto.

4. Gunakan Fitur Edit Foto
Edit foto dengan fitur yang ada dalam ponsel sesuai kebutuhan sehingga hasil foto sesuai dengan keinginan.

5. Simpan Semua Hasil Jepretan Foto
Jangan terburu-buru membuang foto yang terlihat jelak di ponsel karena di foto tersebut bisa saja terlihat bagus saat ditampilkan di layar komputer dengan berbagai editan dari software tertentu.

6. Gunakan Zoom Apabila Diperlukan
Fitur zoom yang ada di ponsel boleh saja digunakan jika memang diperlukan, namun hasil foto akan lebih baik jika pengaturan jarak dilakukan manual bukan dengan zoom.

7. Cari Foto Dengan Angle yang Berbeda
Foto-foto aneh seringkali dianggap unik. Ambil foto dengan angle yang tidak biasa, sehingga hasil foto pun menjadi luar biasa.

8. Atur Susunan Objek Foto
Keseimbangan dan keteraturan objek yang akn difoto akan menentukan bagus tidaknya hasil jepretan.

9. Jaga Kebersihan Lensa Kamera
Simpan ponsel di tempat aman. Meskipun kamera ponsel tidak sesensitif kamera digital, namun kebersihannya tetap harus terjaga sehingga pemanfaatannya maksimal.

10. Pilih Resolusi Tertinggi
Semakin tinggi resolusi kamera akan semakin baik foto yang didapat, meskipun memori yang dibutuhkan akan semakin besar.

http://rdstudio.wordpress.com/2009/04/05/tips-mengambil-foto-dengan-ponsel

Sabtu, 28 Agustus 2010

Sekilas tentang komposisi dalam fotografi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan diinterprestasikan kemudian setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact- sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan demikian anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian pengamat pada satu titik.Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.

Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.

* Garis
Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.

* Shape
Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna.
Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.

* Form
Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.

* Tekstur
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda.
Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.
Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.

* Patterns
Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.
Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.



Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis yang dapat anda gunakan :

* Rule of thirds
Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum.

* Format : Horizon atau Vertikal
Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil terbaik.

* Keep it simple
Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin ?ramai? sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.

* Picture scale
Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.

* Horizons
Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh.

* Leading lines
Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk :
Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.

* Be different
Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.

* Colour
Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background.

* Framing
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek.

* Shooting position
Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah meurbah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.

* Number of subject
Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang ?berbeda? diantara sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan warna.

Strobist - teknik flash yang menarik

Strobist berasal dari kata strobe, yang dalam istilah fotografi berarti alat yang memproduksi cahaya secara terus menerus. Dengan bahasa yang lebih populer Strobist adalah fotografer yang senang menggunakan flash (blitz) secara off-camera. Jika umumnya, di masa sebelumnya orang menggunakan flash dengan cara diletakkan diatas hot-shoe kamera, maka para strobist menggunakan flash dengan jarak tertentu dari kamera. Bagaimana caranya?

Alat yang paling dibutuhkan untuk menggunakan flash secara off-camera adalah mekanisme wireless trigger (pemantik nirkabel). Pada beberapa kamera dan flash modern, kemampuan nirkabel ini sudah ada secara integrated. Di sistem Nikon di sebut sebagai CLS (Creative Lighting System) sementara di sistem Canon disebut sebagai E-TTL (Evaluative - Trough The Lens). Jangan artikan secara harfiah istilah CLS dan E-TTL, karena bisa membuat bingung artinya, lebih baik ikuti penjelasan berikut ini.

Sistem pemantik nirkabel ini berfungsi untuk menyalakan flash secara sinkron ketika kita menekan tombol shutter pada kamera. Jadi flash akan menyala ketika kita menekan shutter selayaknya flash tersebut berada di dudukan hot shoe di kamera. Uniknya, kita bisa mensinkronisasi lebih dari satu flash bersamaan sekaligus dalam suatu pemotretan. Untuk sebuah foto fashion yang dilakukan outdoor, bisa dibutuhkan 3-5 flash (bahkan bisa lebih banyak) yang dinyalakan secara off-camera. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (budak atau flash lain yang harus tunduk pada flash utama).

Pada generasi fotografi yang masih menggunakan film, sudah ada trigger yang menggunakan cahaya sebagai trigger. Alat ini umum dikenal sebagai mata kucing (synchro eye) yang berbasis pada pencahayaan flash dari master yang segera diikuti oleh slave-nya. namun penggunaan mata kucing hanya terbatas di studio saja, karena kepekaan mata kucing ini tidak akan bekerja pada lokasi outdoor.

Walaupun kita memotret dengan matahari yang masih bersinar, namun dengan menggunakan teknik strobist, kita bisa mengisolasi cahaya matahari, yaitu dengan cara menggunakan speed sekitar 1/200 sehingga foto akan menjadi under lighting. Untuk menambahkan cahaya pada subyek kita dapat menambahkan flash secara off-camera (dari sisi kiri) sehingga cahaya yang jatuh tidak datar sebagaimana kita letakkan flash di shoe kamera. Speed 1/200 adalah speed maksimal yang masih dapat melakukan sinkronisasi antara kamera dengan flash, namun beberapa kamera keluaran terbaru mampu melakukan sinkronisasi lebih dari batas tersebut. Banyak fotografer yang memanfaatkan sinar matahari sebagai background untuk teknik strobist ini, sehingga akan menghasilkan foto-foto yang indah.

Demikian teknik strobist yang menarik, untuk belajar lebih banyak, saat ini sudah ada komunitas penggemar strobist yang bergabung di http://idstrobist.multiply.com/, ada banyak teknik strobist yang bisa dipelajari disana.

sumber: http://citizenimages.kompas.com/forum/viewtopic.php?t=11

Sensor CCD dan CMOS

Kamera Analog memerlukan film dan bukaan diafragma 1/ f detik sehingga cahaya yang ditangkap bisa diterima oleh film tersebut menjadi sebuah gambar. Pada kamera digital, film tidak diperlukan lagi seperti halnya kamera analog. Kamera digital menggunakan sensor yang dikenal dengan CCD atau CMOS.

Pada prinsipnya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara kamera digital dan kamera analog, karena teknologi dasar yang dikandungnya sebenarnya sederhanya saja. Sebuah kamera analog menggunakan film seluloid, mempunyai tiga elemen dasar, masing-masing adalah elemen optikal berupa berbagai ragam lensa, elemen kimia berupa film seluloidnya sendiri, dan elemen mekanik yang merupakan badan kamera itu sendiri. Elemen kimia pada kamera digital sekarang ini tergantikan menjadi elemen chips yang bisa berupa CCD (Charge Coupled Device) maupun CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) yang mengatur sensitivitas pencahayaan dan menjadi "film digital" pada kamera- kamera modern sekarang ini.

Baik sensor chip CCD dan CMOS sebenarnya mulai berkembang secara bersamaan, kedua chip ini mengonversi cahaya menjadi elektron-elektron sehingga menjadi gambar-gambar digital. Perbedaan pokok di antara keduanya adalah CCD umumnya menghasilkan gambar berkualitas tinggi dan noise yang rendah. Sedangkan pada CMOS, noise yang dihasilkan pada gambar digital biasanya lebih banyak.

Sensor CMOS umumnya menggunakan tenaga baterai lebih sedikit, sedangkan pada CCD karena proses khusus yang dilakukan pada saat pengambilan gambar, mengonsumsi tenaga 100 kali lebih banyak dibanding sensor CMOS sejenis. Selain itu, fabrikasi pembuatan chip CMOS lebih murah ketimbang CCD. Namun, bersamaan dengan perkembangan waktu nampaknya kedua sensor ini mulai berada pada sebuah tahapan yang setara dan bersaing sangat ketat.

CMOS mengkonsumsi sekitar seperdelapan kekuatan sensor charge-coupled device (CCD) dengan sejumlah pixel. CCD merupakan sensor yang biasa digunakan kamera digital. Sekarang ini, sensor CMOS memproses proton sinar dan merubahnya menjadi sinyal listrik. Sensor ini memiliki ukuran maksimal 6.3 juta pixel.

Pilih yang mana

Sensor CCD dan CMOS adalah dua teknologi yang bebeda untuk penangkapan gambar digital. Keduanya saling bersaing untuk menghasilkan kesempurnaan, CCD dan CMOS masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan yang disesuaikan dengan aplikasi yang berbeda. Meskipun demikian, vendor yang menjual suatu teknologi selalu menonjolkan kelebihannya dibanding yang lainnya. Pilihan tergantung dengan aplikasi yang akan digunakan.

Kamera-Digital.com

White Balance

Kita sering mendengar tentang white balance, apalagi dizaman kamera digital sekarang ini. Tapi tahukan anda apa itu white balance? Jawabnya sederhana yaitu penyesuaian kamera terhadap warna putih. Loh, jadi mengapa harus disesuaikan?.

Untuk menjawab pertanyaan selanjutnya saya coba gambarkan seperti ini. Kita contohkan mata manusia. Mata kita dapat membedakan warna putih dengan warna-warna lainnya. Baik dalam kondisi terang-benderang, normal, maupun dalam keadaan remang sekalipun. Dengan beberapa intensitas cahaya warna putih dapat kita bedakan dengan jelas.

Tapi kemampuan se-ekstrim ini tidak dimiliki oleh perangkat buatan manusia seperti kamera. Kamera tidak punya kemampuan untuk dapat membedakan warna putih pada intensitas cahaya yang berbeda. Maka perlu dilakukan apa yang disebut dengan white balance. Lantas mengapa penyesuaian itu perlu dilakukan.?

Warna Cahaya
Warna cahaya ditentukan oleh derajat panas yang dikeluarkan dari sumber cahaya. Derajat panas biasa disebut dengan satuan Kelvin (K). Semakin tinggi derajatnya semakin dingin warna cahayanya, efek yang ditimbulkannya adalah warna kebiruan. Dan warna merah untuk warna cahaya dengan derajat yang rendah.

Misalnya pada cahaya lilin. Kertas putih yang disinari dengan lilin akan berwarna kekuningan. Warna ini adalah bias cahaya yang di pancarkan oleh lilin dan diterima oleh kertas putih tadi.

WB pada Kamera Film
Film juga memiliki white balance, hanya pada film kita harus memilih WB yang akan kita gunakan. Secara umum film yang kita jumpai adalah dengan jenis WB Day Light, dan ini yang banyak beredar di Indonesia Maka untuk mendapatkan hasil foto dengan ukuran warna cahaya yang pas biasa digunakan bermacam-macam filter sesuai dengan efek atau normalisasi yang diinginkan.

Auto White Balance
Kita biasa memakainya untuk memotret dengan berbagai kondisi pencahayaan, ya memang itu cara gampangnya. Saya coba beri gambaran sedikit tentang Auto White Balance ini. AWB pada kamera digital ini cara kerjanya sama dengan auto eksposur. Kamera akan menganalisa objek yang ada di dalam frame, kemudian dikalkulasikan. Hasil kalkulasi ini akan di sesuaikan dengan data yang ada untuk di cocokkan. Kamera secara aoutomatis akan memilih setting terbaik untuk kondisi objek tersebut.

Bila kasusnya objek dominan berwarna merah, maka kamera akan secara akan secara aoto memberikan kompensasi menormalkan warna merah tadi, sehingga hasil foto akan terlihat kebiru-biruan. Kondisi ini yang kadang membuat auto white balance tidak berfungsi secara benar.

Teknik Dasar Fotografi

1.Komposisi
Hal ini penting banget untuk memotret, maklum sebagai pemula, saya juga sering bikin kesalahan saat melakukan komposisi di jendela bidik. Prinsip "Rule of Third" -nya, letakkan objek (lebih tepat disebut Subjek foto) pada bidang foto yang dinamis, sehingga ada ruang untuk memberi kesempatan bagi mata penikmatnya menjelajah bidang foto dan selanjutnya menuju POI yang diinginkan. Komposisi juga perlu untuk menentukan Background dan Elemen pendukung POI yang akan memperkuat "cerita" yang disampaikan oleh foto tersebut. Gampangnya, coba aja anda berpikir sebagai seorang pelukis yang menghadapi bidang kosong, lantas harus memilih komponen gambar apa saja yang akan di masukan dalam kanvas, bedanya adalah anda sebagai fotografer, harus memilih mana aja dari komponen di hadapan anda yang harus di keluarkan dari bidang foto, supaya foto jadi tampil sederhana, namun lengkap dengan POI dan elemen pendukungnya. Bagi pemula, POI selalu ditempatkan ditengah, padahal sebenarnya tidak demikian. POI dapat diletakkan dan dibuat semenarik mungkin asal menyatu dengan elemen sekitarnya. Setiap orang berbeda dalam menentukan komposisi, semua itu bergantung pada "Rasa" dan mencoba sebanyak mungkin. Pastikan bahwa foto anda punya 3 elemen dasar, yakni foreground, subjek dan background.

2.Ruang Tajam (Deep Of Field) /DOF
Saat memotret, perhatikan ruang tajam yang diharapkan akan terekam dalam bidang foto. Jika ingin mengisolasi subjek foto, maka persempit ruang tajam hanya pada POI, sehingga background menjadi "out of focus" (bukan "blur" ya, karena blur itu artinya foto yang kurang tajam karena goncangan). Untuk memotret "landscape" ruang tajamnya sangat luas, sehingga dari foreground sampai background menjadi "tajam" dengan meletakan fokus pada "hyperfocal lenght".

3.Exposure
Pada dasarnya, hasil foto akan sangat ditentukan oleh pencahayaan. Foto yang baik adalah foto dengan pencahayaan yang pas, tidak under-exposed ataupun over-exposed. Apalagi kalo memotret dengan rasio kontras yang ekstreem, misalnya memotret teman kita dengan latar belakang matahari terbit. Bisa dipastikan fotonya cuma menghasilkan siluet, kecuali menggunakan fill-in flash. Begitu juga saat memotret matahari terbit itu sendiri dengan pegunungan dan sawah hijau menghampar, maka perlu diperhatikan kemampuan kamera menghasilkan "dynamic range" agar ruang terang dan gelap bisa tetap terlihat detilnya. Untuk menyelamatkan eksposure seperti itu, bisa digunakan filter "gradual ND".

4.Focus
Jelas seorang fotografer harus dapat menentukan ketajaman subjek yang akan difotonya. Foto yang baik adalah foto yang fokus. Agar dapat menghasilkan foto yang fokus, anda harus rajin berlatih. Selain itu anda juga dituntut untuk mengenal kamera yang akan dipakai. Akhirnya, semua orang sekarang bisa menjadi fotografer, apalagi jaman sekarang kamera digital sudah jadi bagian dari kehidupan kita, mulai dari web-cam, Hape, handycam, pocket camera, prosumer camera, sampe semi-pro camera dan pro-camera sudah bisa dibeli dengan harga murah dan teknologi yang sangat baik.

Trim's buat bang Amfi Yurisman atas penjelasannya...ini saya share lagi
semoga bermanfaat...salam jepret

Rabu, 25 Agustus 2010

Free Download Plugins Adobe Photoshop

Bagi yang suka editing foto memakai Adobe Photoshop,plugins sangat membantu dalam proses editing foto.
selain lebih cepat dalam proses editing,hasilnya juga jadi lebih bervariasi,karena tidak hanya menggunakan menu-menu standard dari Adobe Photoshop.
berikut ini saya share beberapa Adobe Photoshop Plugins yg terpopuler

1.AKVIS Retoucher V4.0.0.724.7058-rc Add Plug-ins for Adobe Photoshop 
AKVIS Retoucher - program untuk menngembalikan kualitas dan retouching foto. Yg me-retouch tidak hanya menghapus goresan, noda, debu dan cacat lainnya dari permukaan foto, itu mengembalikan bagian yang hilang dengan menggunakan bagian gambar yang berdekatan. Satu "klik" Anda menyingkirkan goresan pada foto, menghapus tanda-tanda yang tidak perlu, dan bahkan item yang tidak diinginkan. Tekstur latar belakang yang dikembalikan, program rekonstruksi setelah penghapusan objek. Program ini sangat sederhana, Anda dapat dengan mudah belajar untuk menggunakannya.




klik disini untuk download

2. Genuine Fractals 6.04
 Genuine Fractals 6.04 dikenal di industri fotografi dan pencetakan karena kemampuannya untuk meningkatkan ukuran gambar lebih dari 1.000% tanpa kehilangan ketajaman atau detail yang biasa Anda harapkan. . Yang mudah digunakan plug-in untuk Adobe Photoshop, Lightroom, Asli Fraktal dimuat dengan ukuran fitur yang memberikan hasil yang profesional setiap saat. Selain bisa memperbesar gambar dalam kualitas tinggi, Anda juga dapat memotong dan mengubah ukuran gambar dalam satu langkah, mengubah ukuran keseluruhan folder foto dengan kontrol penuh dari ukuran, resolusi, dan format file.


klik disini untuk download

3.Power Retouche Pro 7.6.3
 Power Retouche Pro- Photoshop plug-in untuk retouching foto kualitas tinggi dan editing gambar. Plugin Photoshop kami memecahkan masalah foto Anda. Temukan foto retouching metode baru yang menarik. Power Retouche Photoshop plugin juga dapat menjadi plugins Paint Shop Pro, Corel Draw, Illustrator, Fireworks dan software grafis lainnya dan software foto untuk mengedit foto, restorasi dan retouching.




 klik disini untuk download

 4.PhotoWiz Focal Blade 2.0 for Photoshop (32/64 Bit) 
Focal Blade menajamkan foto untuk menampilkan dan mencetak, mengurangi noise dan menghasilkan blur yang keren, fokus lembut dan efek khusus. FocalBlade sangat ideal untuk mengasah dan meningkatkan semua jenis foto, misalnya foto lansdcape, serta foto yang di jepret menggunakan ISO tinggi, karena secara efektif mempertajam dan mengurangi noise pada saat yang sama.




 klik disini untuk download

5.Knoll Light Factory v3.1
Knoll Light Factory dirancang untuk menciptakan flare lensa dan efek pencahayaan lainnya, termasuk laser, ledakan dan matahari. Penggunaan yang paling umum dalam fotografi adalah untuk meningkatkan lampu. seperti lampu, lampu jalan, elemen langit, atau api lilin. Namun, banyak desainer juga menggunakan Light Factory untuk membuat lampu berkilau atau bercahaya dari awal. Light Factory awalnya ditulis oleh John Knoll, co-pencipta Photoshop, untuk menciptakan torpedo Foton dalam Star Trek First Contact.




 klik disini untuk download

6.Nik Software Complete Collection 2010
Kumpulan Nik Software diantaranya:
* Dfine® 2.106
* Viveza® 2.001
* Color Efex Pro™ 3.108 (Adobe Photoshop)
* Color Efex Pro™ 3.002 (Capture NX 2)
* Silver Efex Pro™ 1.006
* Sharpener Pro™ 3.004
bagi yang suka editing foto mungkin sudah tidak asing lagi dengan software-software ini


Klik disini untuk download



7.PhotoTune v3.0 for Adobe Photoshop plugin
Warna yang bagus, itu tidak sesulit yang Anda pikirkan. Jika Anda dapat membandingkan foto satu per satu dan memilih yang terbaik . Anda dapat dengan mudah mengkoreksi warna yang benar dan meningkatkan gambar Anda dengan PhotoTune 3. PhotoTune 3 mengoptimalkan rentang dinamis menggunakan teknologi mata. Selain itu, PhotoTune 3 meningkatkan warna dan ketajaman gambar Anda tanpa perlu tahu bagaimana menggunakan level atau kurva di Photoshop. Anda juga dapat mengatur foto Anda dengan mengklik warna kulit untuk menjamin warna kulit akurat. pengguna mendapatkan akses ke semua kontrol , warna dan mengasah. gambar yang lebih baik adalah hanya dengan beberapa klik pergi dengan PhotoTune 3.



klik disini untuk download

 8.Alien Skin Bokeh 1.0.3 Photoshop plugin
Alien skin bokeh yang memungkinkan Anda memanipulasi fokus seperti lensa  mahal. ada dapat mensimulasikan foto anda seperti memakai lensa yang ada pada menu.pilihan lensanya ada banyak.bagi yg punya budget sedikit untuk beli lensa yg mahal,tidak ada salahnya memakai software ini untuk meningkatkan kreativitas dan variasi gallery foto anda.

 klik disini untuk download 


9.Topaz ReMask v2.0 for Adobe Photoshop
Topaz ReMask secara khusus dirancang untuk keperluan masking untuk fotografer dan desainer dalam Photoshop.Topaz ReMask juga dapat mengambil keuntungan dari fitur built-in lapisan masking Photoshop. Jika mendeteksi bahwa lapisan dalam Photoshop berisi lapisan masking, ReMask akan secara otomatis menyimpan masking itu langsung ke lapisan masker bukannya menghapus setiap piksel. Anda bahkan dapat kembali mengimpor layer mask kembali ke ReMask, yang akan mendeteksi dan menggunakan kembali isi layer mask itu. Lapisan ini kompatibel penuh dan sangat efektif dengan Photoshop.

klik disini untuk download


10.Digital Film Tools Power Mask 1.0.7 plugin for Photoshop
Digital Film Tools Power Mask adalah alat interaktif yang mampu mengexctract hampir objek apapun dalam foto - bahkan jika Anda sedang berurusan dengan detail rambut halus, asap, atau refleksi. Ketika Anda hanya melukis di sepanjang tepi objek yang akan diambil, baik topeng atau komposit akhir dapat terlihat secara langsung.







klik disini untuk download





11.Imagenomic Noiseware Professional 4.2 
Software penghilang noise ini sepengetahuan saya sangat baik buat ngilangin noise yang sangat keras
silahkan mencoba....salam jepret..
contoh proses:





Version: 4.2 build 4205u1
Developer: Imagenomic
Platform: • Windows 2000/XP/Vista (x86/x64) / 7 (x86/x64); • Mac OS X 10.5.x/10.6.x (Intel)
Compatibility with Vista: complete
System requirements: • Adobe Photoshop CS3 / CS4 (32/64Bit) ** / CS5 (32/64Bit) **
• Adobe Photoshop Elements 6/7/8
Operating system:
• Windows 2000/XP/Vista (x86/x64) / 7 (x86/x64);
• Mac OS X 10.5.x/10.6.x (Intel) *
* Noiseware plug-in for Photoshop (Mac OS X version) is only available for Intel Mac
** Support for 64-bit CS4 and CS5 is only available on 64-bit Vista and Windows 7 on a 64-bit XP plug-in can only be used on 32 bit CS4/CS5.
On the Mac - CS5 can be used only in 32-bit mode.
Language: English
Medicine: Present

download disini
bila ada yang broken link silahkan comment dan saya akan kasi lunk yang baru....

Selasa, 24 Agustus 2010

Tips dan trik memilih kamera DSLR

Banyak sekali pertanyaan yg saya dengar yg menanyakan kamera apa yg paling bagus....menurut saya semua kamera bagus,tinggal pinter-pinteran kita memfungsikan fitur-fitur kamera tersebut..yg sering orang bilang "the man behind the camera"Acuannya tetep pada budget yg di muliki...Pada kamera seri Professional sudah pasti tentu fiturnya paling banyak dan bagus..tetapi apakah sesuai dengan budget yg dimiliki???
Untuk itu kita harus jeli melihat secara detail semua fitur kamera yang harganya sesuai dengan budget yg kita miliki,,,Resolusinya,ISO nya,LCD nya dan lain-lainnya...
coba saja browsing dulu untuk mengetahui harga dan spesifikasinya...berikut saya berikan linknya,diantaranya:
1.www.jpckemang.com
2.www.camera.co.id
3.www.tokodigital.com
4.www.focusnusantara.com
6.www.kamera-digital.com
dan untuk mengetahui spesifikasi yg paling lengkap dan compare (pebandingan) antara satu type dengan type lain browsing saja ke www.dpreview.com
kalau bisa yg terdekat dengan lokasi anda,,karena anda dapat melihat langsung bagaimana fisiknya tentunya
silahkan mencoba...semoga bermanfaat...salam jepret

Senin, 23 Agustus 2010

Belajar Fotografi - Shutter Speed

Dalam teknik fotografi kali ini saya akan membawakan artikel Dasar Teknologi DSLR. Langkah awal yang harus dipelajari untuk menguasai Kamera DSLR adalah Shutter Speed, Aperture/Diafragma dan ISO. Karena ketiga hal tersebut yang nantinya akan menghasilkan sebuah foto dengan komposisi dan tonal. Saya akan coba menjelaskan satu persatu mengenai tiga hal tersebut dengan berdasarkan ilmu teori yang saya miliki, maupun pengalaman selama menggunakan kamera DSLR.
Shutter Speed, merupakan kecepatan terbuka dan tertutupnya tirai. Kecepatan ini yang nantinya akan menentukan seberapa banyak sinar yang ditangkap. Berikut kecepatan Shutter speed yang terdapat pada sebuah kamera DSLR.

•    Bulb – artinya kecepatan terbuka dan tertutupnya tirai di tentukan sendiri oleh klik telunjuk kita pada shutter release. Sehingga bulb ini dapat menjadi alternative ketika kita tidak menemukan shutter speed yang disediakan oleh DSLR. Namun menggunakan bulb terkadang membutuhkan naluri yang kuat.
•    Slow Speed, adalah kategori kecepatan rendah dalam Shutter speed. Angkanya adalah mulai dari lebih dari 2 detik hingga seper tiga puluh detik (1/30s). Slow Speed biasanya digunakan pada saat kondisi objek, foreground maupun background minim cahaya. Namun ada resiko yang harus dibayar ketika menggunakan slow speed, penggunaan objek slow speed sebaiknya tidak pada objek bergerak dan untuk hasil maksimal, wajib menggunakan tripod / penopang sehingga gambar tidak shake / goyang. Namun beberapa fotografer justru memanfaat slow speed untuk menghasilkan sebuah foto yang bernilai seni tinggi, semisal digunakan untuk teknik panning pada sebuah kendaraan ataupun digunakan untuk membidik aliran sungai sehingga menghasilkan aliran sungai yang lembut bagaikan salju. Atau juga digunakan untuk menghasilkan sebuah laser / trail light dimalam hari. Ini salah satu gambr ketika saya menggunakan teknik slow speed di malam hari.


•    Fast Speed, merupakan kategori kecepatan tinggi dalam Shutter Speed. Angkanya dimulai dari seper empat puluh detik (1/40s) hingga lebih dari seper seribu detik (1/1000s). Fast Speed biasanya digunakan untuk objek dengan kondisi penuh cahaya dan berkecepatan tinggi, sehingga tidak diperlukan sesuatu untuk menopang kamera. Fast Speed sangat cocok digukanan untuk membekukan sesuatu, seperti lebah yang sedang terbang kesana kemari, seorang pembalap motor dengan kecepatan tinggi bahkan, ada kamera yang khusus diciptakan untuk menerapkan Fast Speed sehingga dapat membekukan sebuah peluru yang sedang melesat.
Demikian pembahasan pertama tentang shutter speed sebagai langkah awal untuk dapat menguasai Kamera DSLR. Selamat mencoba.....semoga bermanfaat

Belajar Fotografi - Diafragma

Di artikel kali ini saya akan membahas tentang Diafragma atau Aperture atau juga Bukaan. Kalau Shutter Speed menentukan kecepatan membuka dan menutupnya sebuah tirai/rana, maka Diafragma atau Apeture ini adalah hal yang menentukan bukaan terhadap lensa.
Dalam beberapa hal, fungsinya sama dengan Shutter Speed, yaitu mengkondisikan didapatnya sebuah cahaya sehingga menghasilkan sebuah objek yang tidak over exposure / terlalu terang maupun under exposure / minus cahaya.
Setiap jenis lensa memiliki Diafragma yang tidak selalu sama. Tergantung apakah itu wide lense, zoom lense maupun tele. Dan terkadang level lensa itu sendiri menentukan fasilitas Aperture itu sendiri. Semisal dalam Canon biasanya Seri L memiliki Aperture lebih besar dibanding dengan Seri yang biasa pada lensa bermilimeter sama.
Apeture itu sendiri sangat berpengaruh terhadap ketajaman gambar pada Foreground, Background maupun objek itu sendiri. Atau bahasa fotografinya mempengaruhi Depth of Field / DOF / Ruang tajam pada foto yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya seperti ini, coba perhatikan gambar dibawah ini.
Anda melihat beberapa tahap bukaan yang terdapat pada lensa, dalam DSLR angka berbanding terbalik dengan bukaan, artinya seperti ini jika tertera angka pertama 1,4 itu artinya bukaan 1,4 adalah bukaan yang paling besar, dan jika tertera angka terakhir 16 maka itu adalah bukaan yang paling kecil.


Penjelasan sederhananya seperti ini, bukaan besar justru malah akan menghasilkan DOF (Deep Of  Field) / Ruang ketajaman yang kecil, misalkan diterapkan angka 1,4 maka akan menghasilkan ruang tajam yang kecil, dalam arti focus yang ditangkap oleh kamera mungkin hanya didapat pada objek itu sendiri, sementara foreground maupun background akan miss focus. Oleh karena itu, bukaan besar cocok untuk objek dekat dan makro, namun terkadang fotografer memanfaatkan bukaan besar untuk menghasilkan bokeh / bg-blur yang membuat sebuah foto menarik. Bukaan kecil justru akan menghasilkan DOF / Ruang ketajaman yang besar, misalkan diterapkan angka 22, maka akan menghasilkan ruang tajam yang besar. Dalam arti focus akan didapat pada foreground, background sekaligus objek. Nah, bukaan kecil sangat cocok untuk mengambil foto-foto landscape. Gambar berikut adalah contoh karya penulis dari penerapan DOF.


semoga bermanfaat....salam jepret!!!

Minggu, 22 Agustus 2010

Macam-macam jenis lensa kamera digital SLR

Lensa merupakan salah satu keunggulan kamera SLR. Tidak seperti kamera saku atau prosumer, lensa SLR bisa diganti sesuai dengan kebutuhan.
dalam fotografi, ada 3 kategori umum dalam lensa, yaitu lensa sudut lebar, normal dan lensa sudut sempit(tele). Perbedaannya terletak pada panjang fokus lensa dan efek yang dihasilkan pada foto.

LENSA STANDAR


Lensa standar / normal adalah lensa yang paling jujur menghasilkan gambar. Hampir tidak ada perubahan dimensi dan proporsi pada subjek foto yang dibidik.
dua benda yang letakknya saling berpunggungan akan tampak proporsional jika difoto denan lensa ini. Sama seperti mata yang benda tersebut tanpa kamera.





contoh hasil standar lens





LENSA SUDUT LEBAR (WIDE LENS)

Lensa lebar maupun lensa tele memiliki efek yang serupa, yakni mengubah dimensi dan proporsi subjek foto atau disebut distorsi. Sifat utama lensa lebar adalah menjauhkan subjek foto. Dua benda yang tampak berdekatan seolah berlokasi jauh dibandingkan jika dilihat dengan mata biasa. subjek yang posisinya lebih jauh dari lensa tamapak jauh lebih kecil dibandingkan subjek yang berada lebih dekat.




contoh hasil wide lens




 LENSA TELE

Berlawanan dari lensa lebar, lensa panjang memiliki sifat mendekatkan subjek foto. Proporsi benda yang letaknya menjauhi lensa tidak terlalu jauh dibandingkan benda yang berada lebih dekat. Akibatnya, gamabar yang terekam akan tampak lebih padat. Jika tidak hati-hati memakainya, foto yang dihasilkan justru tampakpenuh atau malah berantakan.




contoh hasil lensa tele




LENSA MAKRO

Lensa ini memiliki keunggulan yakni bisa memotret benda dari jarak yang sangat dekat. Bisa dari jarak 1 meter (pada lensa tele), 5 atau 2 sentimeter (lensa lebar / standar), bahkan ada yang bisa ditempelkan pada subyek foto. Lensa ini biasa digunakan untuk memotret benda yang sangat kecil.
Lensa ini biasanya memiliki ukuran pembesaran (magnification). Nilai magnification 1:1 berarti gambar yang terekam pada sensor sama besarnya dengan ukuran benda sebenarnya. Ada pula yang bernilai 2:1, dimana foto terekam 2 kali lebih besar dai ukuran asli benda.

contoh hasil makro lens



LENSA ZOOM


Disebut zoom karena lensa ini memiliki rentang fokal yang beragam. Lensa Zoom bisa saja mencakup rentang lensa lebar hingga lensa normal, misalnya 18-55 mm. Bisa pula dengan fokal normal hingga tele, seperti 50-150 milimeter. Ada pula lensa rentang lebar hingga tele, misal 18-200 mm.Jika ada lensa zoom, maka ada pula lensa fixed. Lensa ini hanya memiliki satu panjang fokal, misal 20mm, 50mm, 60mm, 135mm, 200mm dan seterusnya.

contoh hasil lensa zoom



LENSA TILT-SHIFT

Lens ini memungkinkan kita mendapat kedalaman dari luas lahan bahkan pada diafragma maksimum dan masih dapat menjaga keseluruhan subjek tetap fokus. Gerakan Shift seperti efek trapesium pada gambar, agar tidak mendistorsi subjek







contoh hasil lensa tilt-shift


semoga bermanfaat....salam jepret 

Istilah-istilah Fotografi (lanjutan)

Untuk kamera Nikon

AF-I: Autofocus Internal Motor. The AF motor is in the lens, rather than in the camera body.

AF-S
: Autofocus Silent Wave Motor. AF-S is similar to Canon's USM and Sigma's HSM technology. Developed to provide the same benefit to Nikon users and to compete with USM and HSM.

DC: Defocus Control.

ED: Extra-low Dispersion. Lens element to help correct chromatic aberrations.

G: Designates D-type lenses with camera controlled aperture settings only. Its benefit includes lighter and smaller lenses.

IF: Internal Focus.

Micro: Same as macro.


Burn dan dodge = burn adalah istilah untuk menggelapkan bagian dalam foto. dodge kebalikannya, menerangkan bagian dalam foto. teknik ini dilakukan untuk memberi dimensi dan keseimbangan gelap-terang pada foto. dulu lazimnya dilakukan di kamar gelap. tp skrg era digital di photoshop ada tuh tool burn ama dodge. contoh kalimat: "pipinya OE tuh. di burn dikit bos!"

chin up = terjemahan bebas: ndangak (menengadahkan kepala). posisi yg sering dipakai saat pemotretan outdoor, apabila matahari ada di atas model sehingga timbul bayangan gak enak di bawah hidung dan fotografernya ga bawa reflektor. contoh kalimat: (diucapkan kepada model) "chin up honey! chin up!"

dead center = saat POI (baca di bawah) berada tepat di tengah bidang gambar

mood = suasana yang dihasilkan foto tersebut. apakah sedih, bahagia, memprihatinkan, dsb. contoh kalimat: "anjriiiitttt moodnya dapet banget!!"

off-center = saat POI (baca di bawah) berada tidak di tengah tengah bidang gambar. bisa jadi di atas, di bawah, di samping, pokoknya gak di tengah

POI (point of interest) = bagian apa dari foto tersebut yg ingin ditonjolkan. foto yang bagus adalah foto dengan POI yang jelas. contoh kalimat: "fotonya keramean neh. POI gak jelas"

vignette = lingkaran hitam/gelap di sekeliling foto. umumnya terjadi saat menggunakan lensa sudut lebar. juga mudah terjadi pada lensa berkualitas rendah. bagi sebagian orang, vignette justru dicari untuk menambah kesan dinamis dan art pada foto (contoh: terjadi pada kamera Holga yg laris manis). contoh kalimat: "gilaaa vignettenya parah bgt nih"

Istilah-istilah Fotografi

Banyak sekali istilah-istilah fotografi yg sering kita dengar,saya akan mencoba menjelaskan beberpa diantaranya,semoga bermanfaat...

Angle of View
Sudut pandang dalam pengambilan objek foto.

Aperture
Bukaan diafragma; alat yg mengatur seberapa besar cahaya yang masuk kedalam kamera di lensa.

Available light
cahaya yg ada

AutoFocus
Focus otomatis; focus lensa yang bekerja otomatis dalam waktu yg relatif cepat.(tergantung dari lensa dan kondisi pencahayaan)

Back focus
Focus dibelakang objek

Back light
pencahayaan yang berasal dari belakang objek foto

Battery Grip
attachment tambahan yang dipasang di base camera...berisi batre ...bisa berupa batre bawaan kamera...atau batre AA (perlu tambahan lagi)..

Blitz/Speedlight/Flash
alat bantu dalam pemotretan yang memancarkan sinar secara cepat untuk memberi pencahayaan ke objek.

Bracketing
Menaikkan ato menurunkan ukuran pencahayaan pada pemotretan untuk memperoleh pencahayaan yg tepat.

BOKEH
bidang blur/out of focus..hasil dari Depth of Field...

Bounce
Efek pencahayaan terhadap objek foto dari speedlight yang dipantulkan ke atas/samping/bawah.

Bulb
sarana pada pengukuran shutter speed yang dapat diatur sendiri sesuai dengan keinginan memotret (tulisan bulp biasanya muncul bila lebih dari 30detik).

CA ato Chromatic Abberation.
Istilah CA ini kalo di fotografi dihubungkan dengan warna biru ke ungu-unguan di sekitar suatu objek. CA disebabkan oleh lensa yang punya refractive index yang berbeda di setiap light wavelengths. Semakin complex design lensa, semakin mungkin CA ini buat terjadi. Bisa diliat dari lensa zoom dan superzoom atau lensa wide bakal punya CA yang lebih parah daripada lensa prime.
Makanya lensa yang mahal akan pake UD (Ultra low Dispersion) glass buat mengurangi CA ini. Sedangkan sigma pake elemen lensa yang bernama APO, Achromatic

CCD (si si di)
Charged Coupled Diode. Sensor yang kebanyakan digunakan pada kamera digital.

CMOS (si mos)
Complementary Metal Oxide Semiconductor. Sirkuit yang sering di gunakan pada chip elektronik dan juga sensor image(digunakan pada beberapa kamera canon). Beberapa kamera juga menggunakan CMOS untuk lightmeter internalnya.

Colourmeter
alat untuk mengukur atau menghitung temperature warna.

Croping
memotong bagian atau sisi tertentu dari bidang foto.

Depth of Field
lebar bidang fokus; ruang tajam; boleh dikata sebuah ruang di depan kamera, dmana objek yang berada ddlmnya mempunyai ketajaman tertentu.

Exposure
Hasil pengaturan bukaan diafragma dan shutter speed yang menentukan pencahayaan objek.

Emulsi Film(SLR)
Lapisan bahan pada film yang peka terhadap cahaya.

Fill in
melunakkan bayangan pada objek foto.

Film
Media untuk merekam gambar yang terdiri atas sebuah lapisan tipis yang mengandung emulsi peka diatas lapisan yang fleksibel dan transparan. --tapi kayaknya hari gini sih jarang banget kita nemu 'film'. yang banyak juga kamera digital!

Filter
terbuat dari sistem optik yang dipasang pada bagian depan lensa.

Fish eye lens
lensa sudut lebar dengan ukuran 16mm ke bawah.

Fluorite
bahan yang bisa digunakan untuk menjadi lensa..karena memiliki karakteristik dispersi cahaya yang sangat rendah (efek pelangi)..jadi digunakan sebagai elemen Low Dispersion Lens di kebanyakan Lensa Canon Seri L.. *ke om didi: jangan nyembah2 lensa gue ya! itu punya kantor, tauk!* hehehe..

Focus
kalo dbuku Fisika jaman gw smp/sma namanya titik api , titik tempat pertemuan cahaya melalui lensa; ketajaman lensa melalui view finder.

Front focus
focus di depan objek

Front light
pencahayaan dari depan.

Grainy
kalo di film : butiran lapisan emulsi film. Butiran dalam film akan tampak sebagai titik2 dalam hasil cetak foto.
kalo di digital : butiran yg muncul karena menaikkan sensitifitas cahaya pada sensor.

High key
Cara memotret yang mana kebanyakan putih ato bercahaya pada image.

HOT SHOE
tempat buat connect external blitz (yg ada di atas camera)

ISO
International Standarts Organization, dulunya di kenal dengan nama ASA(American Standarts Association) ato DIN(Deutsche Industrie Norm) merupakan standard umum yang digunakan untuk ukuran kepekaan terhadap cahaya.

Lightmeter
alat yang berfungsi untuk mengukur pencahayaan yang diperlukan untuk pemotretan.

Low-Key
teknik pemotretan yang kebalikan dari High Key sehingga didominasi oleh warna hitam.

Medium Format Camera
Kamera yang pada prinsipnya sama dengan SLR, cman menggunakan film yg berbeda, 120mm.(ada beberapa yg menggunakan sistem TLR)

Monopod
Penyangga 1 kaki untuk kamera.

Motordrive(SLR)
alat yang berfungsi untuk menggulung film.

Noise
bintik2 warna yang gak beraturan biasanya gara2 kalo sensor sebuah kamera digital lagi diset di high ISO.. ini dikarenakan kalo lg high iso, sensor itu nyerep lebih banyak listrik, trus jadinya panas, akhirnya hasil analog yg diubah ke digital gak sempurna de dan biasanya sensor CCD butuh listrik lebih banyak daripada sensor CMOS jadinya CCD lebih banyak noise, tapi di low sensitivity, CCD menang kualitas, karena pemrosesan analog menjadi data digital bisa dilakukan lebih banyak di CCD..

Shutter Speed
pengaturan kecepatan tutup "jendela" kamera dalam menangkap pencahayaan yang masuk.

Over Exposure
Pemotretan dengan cahaya yang berlebihan sehingga menimbulkan efek terlalu terang.

Red Eye
Efek titik merah pada mata objek karena pantulan lampu kilat.

Reflektor
alat bantu pada pemotretan yang berfungsi memantulkan cahaya.

Self timer
Alat hitung mundur yang tersedia di kamera.

Shadow
bidang gelap (bayangan mah arti di kamusnya..)

Side Light
pencahayaan yang berasal dari samping objek foto

SLR
Single Lens Reflex. Model kamera yang menggunakan cermin putar untuk memantulkan objek pada view finder. DSLR, digital SLR.

Still Life
pemotretan benda tak bergerak.

Stop
ukuran menaikkan ato menurunkan bukaan aperture atau shutter speed dari nilai normal.

TLR
Twin Lens Reflex, refleks lensa kembar. Pembidikan dilakukan secara vertical pada bagian atas lensa dan tidak langsung ke lensa utama.

Tripod
Penyangga 3 kaki untuk kamera.

Under Exposure
Image kurang cahaya.

View Finder
Jendela bidik.

Wide Lens
Lensa sudut lebar

Untuk kamera Canon:

DO: Diffractive Optics.

EF: Electro-Focus. Refers to the focus motor built into the lens that is common to all EOS-mount lenses.

EF-S: Electro-Focus Short Back Focus. Canon's new lines of lenses made specifically for small-sensor EOS digital cameras.

EOS: Electro-Optical System. Refers to Canon's series of SLR cameras that are capable of auto-focusing.

IS: Image Stabilizer

L: Luxury. Designation for Canon high-end lenses.

USM: Ultrasonic Motor. In-lens focusing motor that is super quiet and is based on electro-magnetic field to operate.

Kamera DSLR

 Photografi memang tidak bakalan lekang termakan waktu,penghobi dan pengusaha photografi semakin banyak saja hari demi hari.terkait dengan ini,kita selalu mendengar kata "DSLR" apakah itu??? bagi yg baru-baru di photografi kadang hanya tau namanya,tapi apakah definisinya?? DSLR adalah singkatan dari Digital Single-Lens Reflex. Kamera DSLR artinya kamera digital yang menggunakan refreksi lensa tunggal. Fotografer mengintip objek yang akan difoto melalui lubang intip atau biasa disebut view-finder. Hasil foto yang akan didapat adalah sama dengan apa yang tampak melalui view-finder tersebut.


Cahaya yang masuk, setelah melewati jajaran lensa (1) akan dipantulkan oleh cermin yang dipasang pada posisi kemiringan 45 derajat (2) dan diproyeksikan ke matte focusing screen (5). Melalui condensing lens (6) dan pantulan di dalam pentaprism (7), gambar objek kemudian diteruskan ke lensa mata manusia (8). Ketika kita menekan tombol shutter (bidik) maka cermin (2) akan melipat ke arah panah, focal plane shutter (3) membuka dan kemudian gambar akan ditangkap oleh sensor (4) dan diteruskan ke prosesor gambar kemudian disimpan di media penyimpanan (MMC dan sebagainya)