Kamis, 23 September 2010

Tips dan trik merawat membersihkan kamera DSLR

Kamera adalah senjata utama bagi seorang fotografer. Seperti seorang tentara, bagaimana kalau senjatanya rusak? tidak bisa berperang bukan? Untuk itu kamera yang bagai istri kedua itu harus dirawat dengan benar, agar tidak cepat rusak dan selalu dalam kondisi siap tempur.
Berikut beberapa tips untuk merawat kamera digital SLR dan peralatan fotografi lainnya:
1. Lensa
  • Jangan menyentuh lensa secara langsung dengan jari. Untuk mengurangi kemungkinan ini terjadi, usahakan lens hood selalu terpasang. Lens hood juga akan melindungi bagian depan lensa dari benturan sekaligus mencegah munculnya flare pada cahaya frontal menuju lensa.
  • Pasang lens cap ketika lensa sedang tidak dipergunakan, hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan terpapar dan menempelnya debu pada permukaan lensa.
  • Jika kegiatan membersihkan lensa diperlukan, maka mempergunakan peralatan pembersih yang baik sangat dianjurkan. Selalu pergunakan lens brush, lens blower , lens paper dan lens cloth yang baik.
Berikut beberapa langkah membersihkan lensa:
  • Bersihkan bagian depan dan belakang lensa dengan lens blower terlebih dahulu. Tujuannya untuk menghilangkan partikel debu yang menempel. Jangan langsung membersihkan lensa dengan lens cloth atau lens paper sebab partikel debu yang ikut tergosok akan menyebabkan permukaan coating lensa akan tergores. Hal ini dapat berakibat munculnya gangguan permanen pada hasil foto.
  • Beberapa partikel debu yang masih tetap menempel dapat juga dihilangkan dengan bantuan lens brush.
  • Selanjutnya usap lensa secara lembut dan perlahan dengan lens cloth/ lens paper kering dengan gerakan memutar dari bagian dalam lensa menuju keluar.
  • Jika dibutuhkan, cairan pembersih lensa/ lens cleaning fluid khusus dapat dipergunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran lensa yang agak membandel. Jangan meneteskannya langsung pada lensa, teteskan pada lens paper terlebih dahulu, lalu usap perlahan pada bagian lensa.
2. Kamera.
Kamera merupakan peralatan fotografi kedua yang terpenting, disinilah tempat sensor kamera yang sangat sensitif.
Berikut beberapa langkah merawat kamera digital:
a. Merawat bagian luar kamera/ casing merupakan bagian yang biasa dilakukan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masuknya kotoran ketika akan membersihkan bagian dalamnya. Debu dari luar akan mudah masuk kedalam, apalagi kalau kita sering berganti-ganti lensa.
  • Bersihkan bagian luar kamera dengan blower terlebih dahulu, untuk beberapa debu yang masih menempel dapat dipergunakan brush.
  • Selanjutnya pergunakan lens cloth atau dry cloth yang lembut untuk membersihkan beberapa bagian khusus kamera seperti LCD panel, viewfinder, dan flash hotshoe.
b. Setelah langkah diatas, dilanjutkan dengan merawat bagian dalam kamera. Bagian dalam kamera merupakan letak sensor kamera.
  • Sebelum membersihkan bagian dalam kamera, pastikan bahwa perawatan ini dilakukan pada ruang yang bersih dengan penerangan yang cukup. Sebaiknya anda juga dalam kondisi yang bersih.
  • Langkah pertama yaitu membersihkan mirror dengan blower atau blower brush. Kamera dipegang menghadap kebawah dan blower dipompa keatas, tujuannya agar partikel debu yang tertiup dapat turun kebawah mengikuti gravitasi.
  • Selanjutnya membersihkan sensor. Untuk dapat melakukannya maka mirror harus di lock up terlebih dahulu. Pada beberapa kamera fitur ini disediakan dengan memilihnya dari menu kamera. Yakinkan baterai dalam kondisi cukup penuh ketika akan melakukan mirror lock up. Dimulai dengan menekan shutter release, maka mirror akan terangkat dan shutter terbuka., Dengan kamera yang dipegang menghadap kebawah (sensor menghadap kebawah), pompa blower (blower tanpa brush) beberapa kali untuk meniup partikel debu yang mungkin menempel di sensor. Setelah selesai, matikan kamera untuk menyudahi fungsi mirror lock up.
  • Jika sensor sangat kotor, anda dapat membersihkannya dengan cleaning kits yang memiliki swab sensor khusus. Dengan alat ini, kita membersihkan sensor secara fisik dengan melakukan swab/ smear pada kotoran yang menempel di sensor. Tindakan ini harus dilakukan dengan lembut dan hati-hati, jika tidak yakin sebaiknya serahkan kegiatan membersihkan sensor pada mereka yang profesional.
  • NB. Jika tidak merasa yakin untuk melakukan kegiatan membersihkan bagian dalam kamera terutama sensor, sebaiknya serahkan kegiatan perawatan ini pada mereka yang professional. Dibandingkan dengan resiko yang mungkin timbul seperti kerusakan mirror, shutter, atapun sensor maka mencari bantuan mereka yang professional merupakan pilihan yang bijak.
3. Baterai.
Baterai berfungsi sebagai sumber daya untuk menghidupkan kamera, perawatan yang baik dapat memperpanjang usia pemakaian baterai kamera. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Jangan membiarkan baterai terpapar suhu ekstrim diatas 43 C. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan permanen pada baterai. Letakkan baterai pada tempat yang sejuk dan kering.
b. Jangan mencharge baterai secara berlebihan, jika charger telah menunjukkan baterai terisi penuh segera cabut.
c. Charge baterai sebelum atau sesudah penyimpanan dalam jangka waktu lama. Dipakai ataupun tidak dipakai baterai akan mengalami proses pelemahan, agar tetap awet maka baterai perlu diisi kembali.
d. Lepaskan baterai dari kamera jika tidak sedang mempergunakannya dalam jangka waktu lama.
f. Jangan mencampur penggunaan baterai lama dan baru, termasuk mempergunakan baterai dengan merek yang berbeda-beda.
4. Memory card dan accessories.
a. Memory card berfungsi sebagai media penyimpan data. Bisa berupa SD/ secure digital, CF/ compact flash, dan sebagainya. Perlakukan benda-benda ini dengan hati-hati, bentuknya yang kecil membuat mereka mudah sekali rusak. Untuk melindunginya, simpan selalu pada casing nya masing-masing jika sedang tidak dipergunakan.
b. Accesories kamera seperti lens filter, lens hood, flash dan lainnya perlu dirawat untuk tetap menjaga kebersihannya. Dudukan flash dan kontak baterai flash perlu dibersihkan secara berkala untuk menghindari penumpukkan kotoran.
5. Penyimpanan.
a. Kamera sebaiknya dihindarkan dari temperatur ekstrim yang sangat panas maupun sangat dingin. Hindarkan kamera dari kontak matahari langsung dalam jangka waktu yang lama. Jangan pernah menyimpanya dalam kondisi panas seperti didalam mobil atau dalam kondisi yang sangat dingin.
b. Ketika menyimpan kamera, jauhkan peralatan tersebut dari benda-benda yang memiliki medan magnet kuat. Medan magnet dapat mempengaruhi sirkuit elektronik yang terdapat pada kamera digital.
c. Simpan kamera, lensa dan accessories lain dalam dry box yang memiliki alat pengatur kelembapan jika sedang tidak dpergunakan dalam jangka waktu yang lama. Atau simpan alat-alat tersebut pada suatu wadah khusus dengan disertakan silica gel untuk mengatur kelembapannya.
6. Tas kamera.
Tas kamera merupakan media penyimpanan peralatan fotografi sewaktu berpergian. Dengan demikian perawatannya juga mutlak dilakukan agar mampu melindungi peralatan fotografi yang kita miliki. Tas yang kotor mengakibatkan peralatan didalamnya menjadi kotor. Berikut beberapa langkah perawatannya:
a. Setelah tas dipergunakan, keluarkan isinya lalu bersihkan bagian dalam dan luarnya. Agar hasilnya maksimal dapat dipergunakan vacum cleaner. Setelah pemotretan outdoor, partikel debu, kotoran dan pasir biasanya banyak terakumulasi sehingga perlu dibersihkan.
b. Cuci tas kamera dalam jangka waktu berkala, terutama setelah tidak dipergunakan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Peralatan fotografi digital membutuhkan investasi dana yang tidak sedikit, sehingga perawatan mutlak harus dilakukan secara rutin. Perawatan yang baik akan mempertahankan kondisi perlatan fotografi kita untuk tetap bisa dipergunakan dengan baik, bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang lama, dan tentunya dapat mempertahankan harga jualnya kembali.

Jumat, 17 September 2010

Fungsi penggunaan 2nd Curtain(Canon) atau Rear curtain (Nikon)

2nd curtain atau rear curtain adalah fungsi dari penggunaan lampu flash atau speedlight di akhir sebelum penutupan jendela sensor. Misalnya kita menggunakan kecepatan 2 detik, maka pertama kali jendela sensor membuka, maka flash belum menyala, setelah hampir 2 detik, saat jendela sensor mau menutup, maka di situlah flash baru menyala dan menutup berbarengan dengan tertutupnya jendela sensor. Biasanya fungsi ini terdapat di kamera DSLR dan harus menggunakan lampu flash/ speedlight external.
Cara ini diperlukan saat kita ingin mengambil foto saat malam hari, dimana mau mengambil efek cahaya lampu dibagian belakang objek, atau juga mau mengambil efek bergerak dari lampu yang ada di belakang objek. Biasanya bila kita mengambil foto pada malam hari dan menggunakan lampu flash/ speedlight maka hasilnya adalah objek menjadi terang namun keindahan lampu di belakang menjadi hilang alis menggelap semuanya. Hal ini terjadi karena lampu flash/ speed light menghitung jarak serta keterangan cahaya yang diperlukan diobjek tanpa menghitung kebutuhan cahaya di belakang objek. Alhasil maka belakang objek menjadi gelap seperti contoh dibawah ini. Saya yakin, bukan foto ini yang anda harapkan.

                     TTL Mode speedlight flash, F/10, and 1/250 second.

Agar foto anda tidak seperti hasil diatas, maka kita bisa menggunakan beberapa cara, misalnya penggunaan manual setting di kamera. Bila penggunaan manual setting dianggap sulit, maka saya akan memberikan tips yang sangat gampang dan tidak membingungkan, yaitu penggunaan 2nd Curtain (di Canon)atau Rear Curtain (di Nikon). Pertama kita harus merubah setingan lampu flash/ speedlight kita menjadi Auto dan bukan diangka 1/250. Settingan Auto adalah kecepatan lampu flash/ speedlight akan mengikuti kecepatan setingan kamera pada saat yang dibutuhkan untuk kepadatan cahaya yang ada. Sedangkan settingan 1/250 adalah kecepatan flash/ speedlight dan kamera sudah secara otomatis menjai 1/250 pada saat kita menggunakan lampu fash/ speedlight.
Setelah itu kita mengatur lampu flash/ speedlight menjadi manual, mungkin pertama kali bisa diatur menggunakan pengaturan di angka 1/8 misalnya. Setelah itu ganti pengaturan kamera menggunakan AV mode (Canon) atau A (Nikon) dan coba digunakan pengaturan diangka F/10. F/10 ini tidak mutlak, hanya sebagai contoh saja, anda bisa menggunakan F berapa saja, namun nanti ini akan berhubungan dengan lampu flash/ speedlight kita terhadap objek yang mungkin nantinya akan terlalu gelap atau terlalu terang.
Setelah pengaturan ini selesai, maka pengaturan terakhir adalah metering di kamera janganlah di gunakan di SPOT namun gunakan AVERAGE Metering yang ada di kamera anda. Sebelum memencet tombol shutter di kamera, pertama arahkan kamera ke arah background atau pemandangan belakang objek yang penuh diwarnai lampu lampu, lalu tekan tombol AE Lock (di Canon Biasanya bergambar *, di NIKON tertulis "AEL") Setelah ditekan tombol AE Lock, maka berarti pengaturan sudah terkunci, maka sekarang arahkan kamera ke objek dan tekan separuh tombol shutter anda untuk mendapatkan fokus, bila komposisi sudah sesuai keinginan, maka sekarang bisa segera menekan penuh tombol shutter anda, dan anda akan merasakan bahwa lampu flash/ speedlight anda menyala belakangan sebelum kamera menutup.
Bilamana cahaya lampu flash di object terlalu gelap, maka bisa dinaikan dari pengaturan awal 1/8 menjadi 1/4 misalnya, atau sebaliknya bila masih terlalu terang, maka bisa diturunkan menjadi 1/16 misalnya. Cobalah beberapa kali sampai anda menemukan pengaturan yang cocok, maka tetapkan pengaturan itu, jaga jarak dan objek atau model anda siap untuk bermacam macam pose di tempat yang sama tadi.
Ada baiknya anda menyiapkan tripod, sebab terkadang tangan kita akan bergerak di saat memotret menggunakan speed rendah.
Ini hasil pengambilan foto menggunakan teknik pengaturan seperti diatas.

                   2nd curtain/ rear curtain, F/10, and 1/2 detik.

Silahkan anda coba sendiri, saya yakin dapat menemukan hal hal baru yang belum pernah anda lakukan sebelumnya dan mungkin malah mendapatkan hal baru lainnya lagi.
semoga bermanfaat...salam jepret

Tips bagi yang pertama kali melakukan foto wedding

Apabila anda belum pernah mempunyai kesempatan untuk melakukan foto wedding, maka jangan takut untuk memulainya. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga sekali. Jadi jangan takut menawarkan diri kepada teman, atau saudara anda yang akan melakukan persepsi pernikahan.
Yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan diri anda ikuti beberapa tips dibawah ini agar pekerjaan anda bisa dilakukan dengan baik, antara lain:
  1. Persiapkan diri anda, mental dan juga percaya diri berhadapan dengan banyak orang agar tidak minder.
  2. Gunakan peralatan terbaik yang anda miliki. Kamera DSLR serta beberapa lensa pendukung wajib dibawa serta. Akan lebih baik bila anda menggunakan 2 kamera dengan lensa yang berbeda. Misalnya satu kamera untuk lensa lebar, dan satu lagi untuk lensa tele. Saat ini banyak sekali tempat untuk menyewakan kamera beserta lensanya, jadi bila peralatan belum mendukung, dengan mudah kita bisa menyewanya.
  3. Jangan lupa untuk mengetes seluruh peralatan yang akan digunakan sebelum hari H agar bisa menyesuaikan diri dengan peralatan tersebut dan juga mengetahui cara pemakaiannya.
  4. Apabila anda juga akan mengambil foto panggung pelaminan, sangat disarankan agar membawa atau menyewa lampu softbox agar dapat menambah terangnya lampu dan juga mengurangi bayangan bila anda mengambilnya dengan lampu flash biasa.
  5. Datang lebih awal agar dapat mempersiapkan lampu untuk di pelaminan, menentukan spot yang menarik dan mempelajari kondisi ruangan yang ada.
  6. Bawalah cadangan memory card yang banyak, minimum bawalah 3 memory card masing masing 4 atau 8 gb. Selain sebagai cadangan pada saat memory card lain sudah penuh, ini juga sebagai antisipasi bahwa memory card rusak mendadak saat pengambilan foto.
  7. Batere tidak kalah pentingnya, selain batere kamera, batere AA untuk flash juga harus di sediakan yang banyak. Pada saat resepsi pernikahan, kita akan banyak sekali menggunakan flash, jadi bawalah cadangan batere jangan samapi anda kehabisan ditengah jalan. Akan sangat mengesalkan dan mengganggu konsentrasi anda nantinya.
  8. Usahakan untuk hadir dalam gladi bersih yang biasanya dilakukan 1 hari sebalum hari H untuk memastikan serta mempelajari medan yang akan dilaksanakan keesok harinya.
  9. Pengarahan gaya disaat foto formal amatlah penting. Konsentrasikan terhadap segalanya secara mendetail. Pastikan wajah semua yang akan difoto terlihat dengan jelas, perhatikan penempatan tangan serta kaki, pengarahan pose yang baik akan sangat menentukan hasil foto yang baik pula. Sediakan tripod untuk memfoto pelaminan, sebab biasanya kamera selalu diletakkan di tempat yang sama, sehingga kita bebas mengatur atau melihat kondisi pose di atas pelaminan.
  10. Sebelum undangan datang, pastikan anda mengambil foto dari karangan bunga yang dikirimkan, nama tempat atau gedung, pintu masuk, meja penerima tamu, dekorasi meja, gelas-gelas yang tertata rapi, kue, hiasan makanan serta tempat pelaminan beserta hiasannya.
  11. Ambil foto detail dari Cincin perkawinan, tangan mempelai, bungan pengantin, sepatu, aksesoris baju pengantin, mahkota dan detail lainnya, sebab ini akan menjadi moment yang sangat indah yang tak boleh terlewatkan.
  12. Suasana candid juga tidak boleh luput dari mata fotografer, raut wajah gembira, tawa, canda serta mengharukan harus dapat diabadikan.
  13. Segera setelah selesai acara, memback up seluruh hasil foto ditempat yang aman, jangan sampai kerja keras anda hilang sia-sia begitu saja.
Catat atau ingatlah seluruh yang anda baca diatas ini, dan lakukan semuanya agar hasil karya anda benar-benar menjadikan sebuah karya yang sangat berharga, karena semua yang telah anda abadikan tidak dapat diulang kembali.
Selamat mencoba.....

Rabu, 08 September 2010

TIPS MEMOTRET SERANGGA

Serangga yang sering kita jumpai di sekitar rumah kita diantaranya, capung, kupu, belalang dan lain-lain. Dari sekian jenis serangga yang ada, kupu-kupu menempati urutan teratas yang paling diminati untuk diabadikan. Karena mahluk cantik ini banyak memiliki fariasi bentuk dan warna serta ukurannyapun beda-peda. Tak heran jika serangga yang satu ini banyak dibudidayakan atau ditangkar.

Lokasi
Jika kita memilih mengabadikannya di tempat penangkaran, kita akan lebih mudah mendapatkannya karena mereka tidak akan terbang jauh-jauh, lain halnya jika di alam bebas, kita harus tahu habitatnya. Jika kita tinggal di perkampungan akan lebih mudah mendapatkannya jika tidak, kita harus cari tanaman yang memiliki banyak bunga karena disanalah tempat mereka.

Waktu
Sama dengan umumnya satwa lain, serangga juga memiliki jam biologis. Mereka akan mulai beraktifitas sekitar pukul 7 pagi karena matahari mulai bersinar dan akan mulai tidur sekitar pukul 5 sore karena matahari mulai terbenam.
Jika kita menghendaki memotret serangga di habitatnya dengan tanpa menemui banyak hambatan, kita bisa melakukannya sekitar pukul 6-7 pagi atau pukul 5-6 sore. Karena pada waktu-waktu tersebut mereka istirahat dan sinar di sekelilingnyapun masih cukup untuk bisa menyinari mereka. Hanya saja gambar yang akan kita dapat tidak dinamis karena mereka sedang tidak beraktifitas.
Namun jika kita menginginkan subyeknya sedang aktifitas, maka hindari waktu-waktu dimana mereka beristirahat dan lakukan pengambilan gambar antara pukul 7 pagi hingga 5 sore. Akan lebih bagus pada saat mendung karena efek bayangan dengan subyek tidak terlalu kontras.
Kendala yang sering dijumpai adalah serangga selalu terbang ke tempat yang sulit dijangkau.
Agar serangga yang kita harapkan tidak selalu terbang jauh, hindari hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman.
Antara lain ; Gunakan kostum yang tidak mencolok dan akan lebih baik jika kostum yang kita gunakan mendekati warna alam sekitarnya, jangan melakukan banyak gerakan, hindari gerakan mendadak dan jangan gaduh.

Peralatan
Selain kamera, peralatan pendukung yang harus disiapkan antara lain :
- Lensa tele : dengan menggunakan lensa tele kita akan lebih mudah membidik subyek tanpa harus mendekatinya hal ini akan memudahkan kita untuk membidiknya di tempat-tempat yang sulit dijangkau. Lensa yang digunakan disarankan yang memiliki fasilitas macro.
- Tripod : alat ini disiapkan untuk mengantisipasi apabila pada saat pengambilan di pagi atau sore hari yang memiliki sinar yang sedikit sehingga waktu exposure makin lama (slow speed). Untuk itu dibutuhkan tripod agar koncangan yang terjadi bisa diminimalisir.

Setting Kamera
- ISO : usahakan menggunakan ISO yang rendah (100) kecuali sinar yang ada terbatas bisa dinaikan. Hal ini untuk mendapatkan density yang tinggi / padat.
- Speed : untuk menghindari koncangan yang akan berdampak blur pada hasil fotonya, Jika menggunakan lensa dengan focal length 200mm atau lebih, gunakan speed tinggi minimal 1/focal length. Jika focal length pada lensa yang kita gunakan 300mm maka speed yang kita gunakan minimal 1/300 detik tetapi untuk amannya, gunakan speed diatas panduan di atas. Agar speed yang kita kehendaki tidak berubah-ubah, kunci angka speed yang sudah kita pilih dengan menset kamera di “TV” (untuk canon) atau “S” (untuk nikon). Lebar diafragma akan otomatis menyesuaikan tergantung intensitas sinar yang ada.
- Focus : dengan memanfaatkan fasilitas auto focus (AF) pada kamera, arahkan titik fokus pada matanya.

Agar menghasilkan subyek yang dinamis, kita bisa mengabadikannya pada saat serangga beraktifitas.

Karya yang bagus dihasilkan bukan karena kebetulan tetapi hasil dari latihan yang yang sungguh-sungguh.

Selamat mencoba

Sabtu, 04 September 2010

Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya

Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).

Kamera film

Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil, kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.

Jenis film

Pembagian film berdasarkan ukuran:
* Small format (35mm)
* Medium format (100-120mm)
* Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film haru menggunakan kamera yang berbeda pula.

Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:
* Film hitam putih
* Film warna
* Film positif
* Film negatif
* Film daylight
* Film tungsten
* Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)

Kamera polaroid

Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.

Kamera digital

Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda.

Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan memory card.